← Back Published on

Imbas COVID-19, Industri F&B Alami Penurunan Omzet

Grafik: blog.mokapos.com

Tangerang - Penyebaran Novel Coronavirus atau COVID-19 belum terbendung sejak akhir 2019. Tak kunjung mereda, COVID-19 kini sudah ditetapkan sebagai virus pandemi oleh World Health Organization (WHO). Pandemik yang artinya virus ini menyebar secara luas di berbagai negara dan benua pada waktu yang sama dan mengancam banyak orang di dunia secara bersamaan. Tak terkecuali, kegiatan jual beli pada masyarakat yang terkena imbasnya, termasuk industri F&B.

Berdasarkan data internal Moka, startup penyedia layanan kasir digital untuk lebih dari 30.000 merchant di Indonesia, Moka melakukan observasi di 17 kota di Indonesia, terkonsentrasi di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Batam, dan Bali.

Untuk industri F&B, dari 17 kota yang diobservasi, sebanyak 13 kota mengalami penurunan pendapatan harian yang signifikan. Dengan total 13 kota terdampak dari 17 kota yang diobservasi, industri F&B merupakan industri yang paling terdampak akibat dari penyebaran COVID-19. Bali dan Surabaya merupakan dua kota yang mengalami penurunan pendapatan harian yang paling signifikan dibandingkan dengan kota lain dengan masing-masing mengalami penurunan sebesar 18% untuk Bali dan 26% untuk Surabaya.

Daerah Jabodetabek juga mengalami penurunan pendapatan harian yang cukup signifikan, namun tidak setajam Bali dan Surabaya. Wilayah yang terkena dampak di daerah Jabodetabek yang paling signifikan terjadi di Depok, Tangerang, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur.

Anjuran dari pemerintah untuk tidak keluar dari rumah guna memperlambat laju penyebaran COVID-19, membuat masyarakat tinggal lebih banyak di rumah, dan juga memberi dampak pada industri F&B. Perubahan perilaku ini menyebabkan peningkatan pembelian makanan yang dibawa pulang (take-away food) meningkat sebesar 7% di bulan Januari hingga Februari 2020.