← Back Published on

Dulu Dianggap Remeh, Kini Ilmu Komunikasi Banyak Diminati

Suasana Webinar Dialog Kampus

Bukan lagi sebuah rahasia, bahwa selama ini banyak orang menganggap remeh ketika Anda masuk jurusan Ilmu Komunikasi. Ada yang merasa bahwa Ilmu Komunikasi bukanlah hal yang harus dipelajari. Tak jarang juga orang merasa mahasiswa Ilmu Komunikasi hanya bermodalkan ngomong doang. Meski begitu, jurusan Ilmu Komunikasi menjadi salah satu jurusan yang paling banyak diminati.

”ini terbukti dengan selalu membludaknya jumlah peserta seleksi yang mengambil progam studi itu setiap tahunnya. Bukan saja pada jenjang S1, S2 tapi juga S3.” tutur Arief Permadi selaku moderator dalam webinar Dialog Kampus dengan topik ‘Komunikasi Doang Harus Kuliah?’ pada Selasa, 7 Juli 2020.

Webinar ini dihadiri oleh tiga pembicara, yakni Dr. A. Fahrul Muchtar,A. S.s., M.Si, Dahlan Dani, dan Michael Reza Say.

Praktisi Komunikasi, Fahrul Muchtar, mengatakan Ilmu Komunikasi mengajari keahlian mahasiswa dalam berbicara di depan umum atau public speaking. Nyatanya, keahlian public speaking masih saja dianggap sebelah mata oleh banyak orang.

“banyak orang berpikir ngomong di depan umum itu mudah-mudah aja. Tapi, ternyata apa yang terjadi, seseorang bisa saja merasa tertekan,” ujarnya.

Dahlan Dahi, menambahkan bahwa prospek kerja jurusan Ilmu Komunikasi sangat luas dan beragam. Khususnya di konsentrasi Jurnalistik, mahasiswa akan mempelajari dasar-dasar jurnalistik hingga etika yang harus dimiliki oleh seorang jurnalis.

"banyak wartawan yang pintar menulis, pintar mencari berita, pintar melaporkan berita tapi, kemudian dia bukan menjadi wartawan yang bagus. Seorang jurnalis mesti independen dan kredibel," jelasnya.

Menurut Kepala CEO Tribun Network itu, wartawan dituntut netral dan hanya memihak kepada kebenaran. Tak hanya itu, wartawan juga harus mampu mengolah kata yang dapat dipercaya oleh masyarakat. Karena sifat profesional itulah yang harus dimiliki oleh wartawan yang berkualitas.

Wakli Presiden Komunikasi Gojek, Michael Reza Say, menjelaskan kemampuan komunikasi yang dibutuhkan untuk bisa bekerja di perusahaan-perusahaan besar seperti perusahaan Gojek.

"tidak hanya pintar ngomong tapi, kita harus paham bisnis secara keseluruhan. Karena orang komunikasi itu ada di garda depan," tutupnya.